Kamis, 03 Januari 2013

ILMU SOSIAL DASAR


ILMU SOSIAL DASAR

PENGERTIAN ILMU SOSIAL DASAR.

Ø  Ilmu sosial dasar adalah ilmu yang mengamati tentang masalah-masalah yang timbul dan berkembang di dalam kehidupan penduduk dalam suatu negara yang mempunyai keungulan untuk menilai, menyimpulkan dan menganalisis permasalahan di kawasannya dan mengunakan pengertian-pengertian seperti:

1. Fakta
2. Konsep, dan
3.teori
nilai  di atas tersebut semua diambil dari pengetahuan :
sejarah
ekonomi
geografi sosial
sosiologi
antropologi
psykologi sosial.

Ilmu sosial dasar juga merupakan suatu cara untuk memberi pengetahuan umum dan dasar yang dipergunakan dalam melengkapi gejala dalam kehidupan sosial.a gar para penduduk atau masyarakat dapat meningkatkan daya tanggap dan penilaian  yang lebih besar pada lingkungan sekitar mereka.


Ilmu sosial dasar juga di masukan dalam pembelajaran bagi para mahasisa di perguruan tinggi. Pembelajaran tentang ilmu sosial dasar ini di berikan kepada mahasiswa agar mereka mengetahui tentang ilmu  pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang suatu cara untuk menganalisa gejala sosial .


TUJUAN DARI ILMU SOSIAL DASAR
§  Pengembangan wawasan kepekaan,pengetahuan,pemikiran tentang permasalahn yang timbul dalam lingkungan sosial yang menyangkut masyarakat dengan orang lain yang berada disekitarnya
§  Menyadari kenyataan dan masalah sosial dalam kehidupan masyarakat
§  Tanggap terhadap permasalahan sosial  dan adanya usaha menangulanginya
§  Memberikan penjelasan bahwa permasalahan dalam masyarakat hanyalah bersifat kompleks dan hanya dapat kita pelajari

CONTOH KASUS DI DALAM ILMU SOSIAL DASAR
·         Dalam kasusnya yang sedang marak kemajuan tekhnologi seringkali di salah pergunakan terutama di kalangan remaja sampai anak-anak di bawah umur. Mereka sering kali di dapati sedang bermain game online sampai membuka situs terlarang. Hal ini sangat lah tidak baik keseringan mereka nengakses situs tersebut bisa menjadikan kebiasaan buruk bagi mereka dan mempengaruhi pertumbuhan dan norma pada mereka. Oleh karena itu baiknya para orang tua mengawasi dan memperingatkan kepada anak-anak mereka untuk tidak mengakses dan terayu bujukan untuk melihat situs terlarang tersebut karena dapat menurunkan moral mereka.

Peran mahasiswa dalam mempertahankan bahasa indonesia sebagai bahasa persatuan

Bahasa Indonesia diangkat sebagai bahasa nasional yang juga dinyatakan sebagai bahasa negara. Hal ini berarti bahwa bahasa Indonesiamempunyai kedudukan baik sebagai bahasa nasional dan bahasa negara.
Yang dimaksud dengan kedudukan bahasa ialah status relatif bahasa sebagai sistem lambang nilai budaya,yang dirumuskan atas dasar nilai sosialnya Sedang fungsi bahasa adalah nilai pemakaian bahasa tersebutdi dalam kedudukan yang diberikan.
Sehubungan dengan kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki empat fungsi. Keempat fungsi tersebut ialah sebagai:
1. Sebagai lambang identitas nasional,
2. Sebagai lambang kebanggaan nasional,
3. Sebagai alat pemersatu berbagai masyarakat yang mempunyai latar belakang sosial budaya  dan bahasa yang berbeda-beda, dan
4. Sebagai alat perhubungan antarbudaya dan daerah.
Bahasa juga merupakan sarana untuk mengungkapkan segala sesuatu yang ada dalam diri seseorang, baik berbentuk perasaan, pikiran, gagasan, dan keinginan yang dimilikinya. Begitu juga digunakan untuk menyatakan dan memperkenalkan keberadaan diri seseorang kepada orang lain dalam berbagai tempat dan situasi.
 
Contoh : peranan mahasiswa dalam mempertahankan bahsa indonesia sebagai behasa persatuan adalah dalam penggunaanya sehari hari. Bahasa indonesia disebut bahasa persatuan karena fungsi utamanya untuk menyatukan berbagai suku di indonesia yang memiliki berbagai macam bahasa daerah menjadi satu yaitu bahasa indonesia dan bangsa indonesia. Sebagai mahasiswa yang merupakan contoh kecil dari bangsa indonesia(karena mahasiswa banyak juga yang berasal dari daerah) di persatukan dengan bahasa Indonesia. Dalam pendidikan atau perkuliahan bahasa yang digunakan adalah bahasa indonesia juga dalam keseharian saat perbicangan santai seusai pelajaran  bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia.
 
(source:http://anjarpras.blogspot.com/)

Hubungan Manusia dengan Pandangan Hidup atau Falsafah Budaya Indonesia


Hubungan Manusia dengan Pandangan Hidup atau Falsafah Budaya Indonesia

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

Pandangan hidup dapat dibedakan menjadi 3, berdasarkan jenisnya :


 Dalam kehidupan manusia pangdangan hidup berperan penting untuk memegang teguh pada pendirian dikarenakan pandangan hidup merupakan sebuah titik tuju sehingga dengan adanya pandangan hidup, manusia jadi berpegang teguh pada pendiriannya.

Berdasarkan jenisnya, pandangan hidup dapat dibedakan menjadi 3yaitu:
·   Pandangan hidup dari agama : Kebenarannya bersifat mutlak.
· Pandangan hidup dari ideologi : Berasal dari kebudayaan dan norma yang terdapat di wilayah atau di negara sendiri.

Pandangan hidup berbeda dengan cita –cita tetapi bisa dikatakan pandangan hidup berhubungan erat dengan cita – cita. Pandangan hidup adalah bagian hidup manusia yang dapat mencerminkan cita – cita.

Didalam tiap pandangan hidup biasanya terdiri dari 4 unsur, unsur – unsur tersebut adalah :

• Cita – cita
Cita – cita merupakan sebuah angan – angan atau sesuatu yang ingin dicapai atau diraih. Cita – cita dapat tercapai jika ada suatu usaha untuk meraih impian itu.

• Kebajikan atau Kebaikan
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma norma agama atau etika.

• Usaha atau Perjuangan
Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan suatu cita cita. Dikarenakan untuk mencapai segala sesuatu dibutuhkan proses perjuangan dan usaha.
• Keyakinan atau Kepercayaan
Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Rasa percaya diri, untuk mendapatkan itu semua manusia membutuhkan rasa percaya diri, rasa yakin terhadap dirinya bahwa dia mampu untuk mendapatkan impiannya. 
 
Sumber :
 http://gabriellabcde.blogspot.com/2012/04/hubungan-manusia-dengan-pandangan-hidup.html
 

Usaha Manusia Dalam Mempertahankan Keindahan Dalam Bahasa Daerah Yang Terdapat di Indonesia

 

Usaha Manusia Dalam Mempertahankan Keindahan Dalam Bahasa Daerah Yang Terdapat di Indonesia

-Bahasa Daerah sebagai pendukung Bahasa Nasional

Bahasa daerah merupakan bahasa pendukung bahasa Indonesia yang keberadaannya diakui oleh Negara. UUD 1945 pada pasal 32 ayat (2) menegaskan bahwa “Negara menghormati dan memilihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.” dan juga sesuai dengan perumusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, bahwa bahasa daerah sebagai pendukung bahasa nasional merupakan sumber pembinaan bahasa Indonesia. Sumbangan bahasa daerah kepada bahasa Indonesia, antara lain, bidang fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan kosa kata. Demikian juga sebaliknya, bahasa Indonesia mempengaruhi perkembangan bahasa daerah. Hubungan timbal balik antara bahasa Indonesia dan bahasa daerah saling melengkapi dalam perkembangannya.

Contoh Kasus :
 Seringkali istilah yang ada di dalam bahasa daerah belum muncul di bahasa indonesia sehingga bahasa indonesia memasukkannya istilah tersebut , contohnya “ gethuk “ { penganan dibuat dari ubi dan sejenisnya yang direbus, kemudian dicampur gula dan kelapa (ditumbuk bersama) } karena di bahasa indonesia istilah tersebut belum ada , maka istilah “ gethuk “ juga di resmikan di bahasa indonesia sebagai istilah dari “ penganan dibuat dari ubi dan sejenisnya yang direbus, kemudian dicampur gula dan kelapa (ditumbuk bersama) “ .

Tanggapan :
Usaha untuk mempertahankan bahasa daerah adalah dengan tidak melupakan bahasa daerah dari daerah kita masing-masing dan mengusahakan untuk menggunakan bahasa daerah tersebut ketika kita sedang melakukan percakapan informal seperti dengan keluarga ataupun teman, dan jika kita sedang berada di sekolah, di universitas ataupun di tempat kerja dengan percakapan formal setiap harinya, kita dapat menggunakan bahasa ibu kita yaitu bahasa Indonesia.

Tanggapan :

Usaha manusia untuk mempertahankan bahasa daerah adalah dengan tidak melupakan bahasa daerah dari daerah kita masing-masing dan mengusahakan untuk menggunakan bahasa daerah tersebut ketika kita sedang melakukan percakapan informal seperti dengan keluarga ataupun teman, dan jika kita sedang berada di sekolah, di universitas ataupun di tempat kerja dengan percakapan formal setiap harinya, kita dapat menggunakan bahasa ibu kita yaitu bahasa Indonesia. Usahakan kita mengurangi penggunaan dari penggabungan kata dari bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris seperti contoh di atas dan kita juga harus memiliki kepedulian dengan bahasa Indonesia tersebut untuk mempergunakannya secara baik dan benar dan sesuai dengan EYD yang tidak dicampur-adukkan dengan bahasa tidak baku seperti bahasa gaul atau bahasa alay anak-anak zaman sekarang.

http://keketsastra.blogspot.com/2012/12/bahasa-indonesia-adalah-bahasa-nasional.html



Konsep Ilmu Budaya Dasar dalam Kesusastraan

Sastra adalah Sastra (Sanskerta: शास्त्र, shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta śāstra, yang berarti “teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar śās- yang berarti “instruksi” atau “ajaran”. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada “kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.

Yang agak bias adalah pemakaian istilah sastra dan sastrawi. Segmentasi sastra lebih mengacu sesuai defenisinya sebagai sekedar teks. Sedang sastrawi lebih mengarah pada sastra yang kental nuansa puitis atau abstraknya. Istilah sastrawan adalah salah satu contohnya, diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan sastra.

Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan (sastra oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu.
Biasanya kesusastraan dibagi menurut daerah geografis atau bahasa.

Jadi, yang termasuk dalam kategori Sastra adalah:
Novel
Cerita/cerpen (tertulis/lisan)
Syair
Pantun
Sandiwara/drama
Lukisan/kaligrafi

hubungan IBD dengan sastra:
pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Dalam usahanya untuk memahami dirinya sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa. Sementara itu filsafat, yang juga mempergunakan bahasa, adalah abstraksi.

Ilmu budaya dasar (IBD) adalah sebagai bagian dari MKDU. IBD tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian, akan tetapi sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya.Sastra disini digunakan sebagai alat untuk membahas masalah-masalah kemanusiaan yang dapat membantu mahasiswa untuk menjadi lebih humanus.

Prosa adalah Prosa adalah bentuk paling khas dari bahasa , menerapkan biasa struktur tata bahasa dan aliran alami pidato daripada struktur ritmis (seperti dalam tradisional puisi ). Prosa berbanding terbalik dengan puisi. Meskipun ada perdebatan kritis pada pembangunan prosa, kesederhanaan dan struktur longgar didefinisikan telah menyebabkan adopsi untuk sebagian besar dialog yang diucapkan, wacana faktual serta tulisan topikal dan fiksi. Hal ini umum digunakan, misalnya, dalam literatur , koran , majalah , ensiklopedi , penyiaran , Film , sejarah , filsafat , hukum dan bentuk-bentuk lain dari komunikasi.

Nilai-nilai yang terdapat di dalam prosa fiksi.

Nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra adalah :
1. Prosa fiksi memberikan kebahagian.
2. Prosa fiksi memberikan informasi
3. Prosa fiksi memberikan warisan cultural
4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan

wordpress.com/2012/03/18/konsep-ilmu-budaya-dasar-dalam-kesusastraan/

Pengertian Manusia dan Kebudayaan

Pengertian Manusia dan Kebudayaan

1. Manusia (Human)

• Manusia sebagai makhluk raga dan jiwa
Atas dasar tinjauan manusia sebagai makhluk monodualisme, maka pendidikan akan menyelaraskan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan baik yang menyangkut kebutuhan-kebutuhan jasmaniah maupun kebutuhan rohaniah dipenuhinya secara selaras dan seimbang. Selaras dan seimbang dalam arti kebutuhan-kebutuhan jasmaniah/hewaniah dipenuhi dengan pertimbangan-pertimbangan benar dan salah, indah dan tidak indah, baik dan buruk. Dengan demikian pemenuhan kebutuhan ini dilaksanakan atas dasar pertimbangan-pertimbangan tersebut sehingga diharapkan orang dapat terpenuhi kebutuhan jasmaniahnya tanpa meninggalkan pertimbangan-pertimbangan baik atau buruknya dalam memperoleh sesuatu untuk kepentingan jasmaniah tersebut.

• Manusia sebagai makhluk individu dan sosial
Sebagai makhluk individu dan sosial manusia hendaknya saling menghargai dan menghormati, saling memenuhi kebutuhannya. Dalam hal ini individu hendaknya diperlakukan oleh kelompok sebagaimana dia memperlakukan kelompoknya.
Pendidikan akan memberikan petunjuk/pengarahan agar di dalam hidup manusia perlu dipenuhi kebutuhan individunya tanpa mengabaikan kebutuhan orang lain. Sebaliknya kebutuhan kelompok dipenuhi tanpa menelantarkan dirinya sendiri. Di samping itu di dalam hubungannya dengan orang lain (kelompok) individu adalah punya hak dan tanggung jawab yang harus diakui oleh kelompoknya demikian juga kelompok yang punya hak dan tanggung jawab yang harus diakui oleh individu. Jadi kebutuhan-kebutuhan itu ataupun perlakuan-perlakuan itu terpenuhi secara selaras dan seimbang baik individu maupun kelompoknya.

• Ditinjau dari monodualisme pribadi berdiri sendiri dan makhluk ciptaan Tuhan
Pendidikan akan menyadarkan kepada manusia bahwa apa-apa yang direncanakan ataupun yang dicita-citakan tidak sepenuhnya berkat usaha manusia itu sendiri tetapi Tuhan ikut menentukannya. Dengan demikian maka pendidikan akan mendorong manusia dalam berusaha untuk mencapai sesuatu yang disertai dengan permohonan kepada Tuhan. Jadi manusia harus taqwa pada Tuhan.
Dari pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa manusia merupakan suatu kesatuan dari tujuh unsur/ dimensi yang merupakan kesatuan yang saling terkait dan bekerja sama dalam mencapai tujuan (hidup). Ketujuh unsur tersebut dapat dirunut sebagai berikut: Manusia sebagai makhluk yang berdimensi raga dan berdimensi jiwa. Jiwa terdiri dari tiga hal, yaitu cipta, rasa, dan karsa. Manusia sebagai makhluk yang berdimensi individu dan berdimensi sosial. Manusia sebagai makhluk yang berdimensi pribadi dan makhluk Tuhan. Ketujuh dimensi tersebut disebut sebagai dimensi hakekat manusia.

2. Kebudayaan (Culture)
Kebudayaan selalu dimiliki oleh setiap masyarakat, hanya saja ada suatu masyarakat yang lebih baik perkembangan kebudayaannya dari pada masyarakat lainnya untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakatnya. Pengertian kebudayaan banyak sekali dikemukakan oleh para ahli. Salah satunya dikemukakan oleh Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, yang merumuskan bahwa kebudayaan adalah semua hasil dari karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan, yang diperlukan manusia untuk menguasa alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk kepntingan masyarakat.

Atas dasar itulah para ahli mengemukakan adanya unsur kebudayaan yang umumnya dibagi menjadi 7 unsur, yaitu :
1. Unsur religius;
2. Sistem kemasyarakatan;
3. Sistem peralatan;
4. Sistem mata pencaharian hidup;
5. Sitem bahasa;
6. Sistem pengetahuan;
7. Kesenian.
Berdasarkan unsur diatas, maka kebudayaan paling sedikit memiliki 3 wujud, antara lain :
1. Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, norma, peraturan dan sejenisnya. Ini merupakan wujud ideal kebudayaan. Sifatnya abstrak, lokasinya dalam pikiran masyarakat dimana kebudayaan itu hidup.
2. Kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3. Kebudayaan sebagai benda hasil karya manusia.